STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR FISIKA
“STRATEGI PEMBELAJARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF”
Nama
: Bs. Dita Fitri
Nim
: A1C317054
Kelas
: Reguler A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATERMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2018
STRATEGI
BELAJAR DEDUKTIF DAN INDUKTIF
A. Definisi Strategi Belajar Induktif dan Deduktif
Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai padatindakan selain itu, strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya,
sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi
belajar deduktif merupakan strategi belajar dengan materi atau bahan pelajaran
diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus
atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri.
Strategi. deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep
konkret maupun konsep terdefinisi.
Strategi belajar induktif merupakan strategi belajar dengan materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Strategi belajar induktif merupakan strategi belajar dengan materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Proses
pikir manusia di dalam menjalani pengalaman belajar tidak selalu sama, ada
peristiwa belajar mengajar di mana proses ini bertolak dari yang umum untuk
dilihat keberlakuan atau akibatnya pada yang khusus ini disebut Umum ke Khusus
(Deduktif). Sebaliknya bila peristiwa belajar mengajar yang di mana prosesnya
pengolahan bertolak dari contoh-contoh konkret kepada generalisasi atau prinsip
umum ini disebut Khusus ke Umum (Induktif). Dengan demikian strategi belajar
mengajar heuristik proses pengolahanya adalah induktif, sebaliknya ekspositorik
bersifa deduktif.
B. Sejarah Strategi Belajar Induktif dan Deduktif
Di
tinjau dari cara pengolahannya , strategi pembelajaran dapat dibedakan antara
strategi pembelajaran deduktif dan induktif. Strategi pembelajaran deduktif
adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep
terlebih dahulu untuk kemudian ditarik kesimpulan dan iludtrasi-ilustrasi
atu bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak. Kemudian
secara perlahan-lahan menuju hal-hal yang konkrit. Strategi ini disebut juga
strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi
innduktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang
konkrit yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang sukar.
Pembelajaran
deduktif dikembangkan oleh Filosof Prancis Bacon yang menghendaki penarikan
kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkrit sebanyak mungkin. Semakin
banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan. Pada abad pertengahan Sistem
induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, sebagai kebalikan induktif adalah
proses penalaran yang beranjak dari umum ke yang khusus atau dari suatu premis
menuju ke suatu konklis logis. Kesimpulan-kesimpulan tentang suatu kasus
tertentu dapat dideduksi dari suatu prinsip umum yang berlaku bagi semua kasusu
yang semacam. Dictionary of Education mendefenisikan pola deduktif sebagai
suatu pola dalam mengajar yang beranjak dari aturan-aturan atau generalisasi
kecontoh-contoh dan kemudian sampai pada konklusi-konklusi atau penerapan dari
generalisasi-generalisasi.
Metode
berfikir induktif dirancang dan dikembangkan oleh Hilda Toba dengan tujuan
mendorong para pelajar menemukan dan mengorganisasikan informasi, menciptakan
nama suatu konsep dan menjajagi berbagai cara yang dapat menjadikan para
pelajar lebih terampil dalam menyingkap dan mengorganisasikan informasi dan
dalam melakukan pengetesan hipotesis yang melukiskan antar hal.
C. Karakteristik Strategi Belajar Induktif dan Deduktif
Karakteristik
strategi belajar mengajar dapat dilihat berdasarkan kerangka acuan strategi
belajar mengajar berikut :
1. Pengaturan
Guru dan Siswa Segi pengaturan guru dapat dibedakan pengajaran yang dilakukan
oleh seorang guru atau suatu tim, sanjutnya apakah hubungan guru-siswa terjadi
secara tatap muka (langsung), atau dengan perantaraan media (tidak langsung).
Sedangkan dari segi pengaturan siswa dapat dibedakan pengajaran yang bersifat
klasikal (kelompok besar), (kelompok kecil) dan pengajaran perseorangan
(individual).
2. Struktur
Peristiwa Belajar Mengajar Struktur peristiwa belajar mengajar dapat bersifat
tertutup dalam artian segala sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat,
seperti yang dilakukan oleh para calon guru yang berlatih mengajar yang tidak
berani menyimpang dari persiapan mengajar yang telah dibuat dan disetujui oleh
dosen pembimbing.
3. Peranan
Guru-Siswa dalam mengolah pesan. Peristiwa belajar mengajar bermaksud untuk
mencapai tujuan, ingin menyampaikan sesuatu pesan yang dapat berupa
pengetahuan, wawasan, keterampilan, atau isi keterampilan lain. Pengajaran yang
menyampaikan pesan dalam keadaan telah siap diolah dinamakan bersifat
ekspositorik, sedangkan yang mengharuskan pengolahan pesan oleh siswa dinamakan
Heuristik-hipotetik.
4. Proses
Pengolah Pesan. Proses pikir manusia di dalam menjalani pengalaman belajar
tidak selalu sama, ada peristiwa belajar mengajar di mana proses ini bertolak
dari yang umum untuk dilihat keberlakuan atau akibatnya pada yang khusus ini
disebut Umum ke Khusus (Deduktif). Sebaliknya bila peristiwa belajar mengajar
yang di mana prosesw pengolahan bertolak dari contoh-contoh konkret kepada
generalisasi atau prinsip umum ini disebut Khusus ke Umum (Induktif).
Dengan
demikian strategi belajar mengajar heuristik proses pengolahanya adalah
induktif, sebaliknya ekspositorik bersifa deduktif. Strategi belajar deduktif
ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal
pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah
persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005). Ciri-ciri pembelajaran deduktif
adalah:
a. Berorientasi
pada materi
b. Berstruktur
tinggi
c. Penggunaan
waktu yang efisien
d. Kurang
memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu
Strategi belajar Induktif meiliki ciri utama dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Strategi belajar Induktif meiliki ciri utama dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Ciri-ciri
pembelajaran induktirf:
a. Penekanan
pada keterampilan berfikir dan tujuan-tujuan afektif
b. Berstruktur
rendah
c. Penggunaan
waktu yang kurang efisien
d. Memberi
kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu
D. Implementasi Strategi Strategi Belajar Induktif dan Deduktif dalam Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran Deduktif.
Dalam
strategi pembelajaran deduktif pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal
yang khusus, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang
astrak kepada contoh-contoh yang konkrit, dari sebuah premis menuju ke
kesimpulan yang logis. Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga
tahap yaitu :
a. Pengajar
memilih pengetahuan untuk diajarkan.
b. Pengajar
memberi pengetahuan kepada peserta didik.
c. Pengajar
memberikan contoh-contoh dan membuktikannya kepada peserta didik. Misalnya,
bila diambil contoh untuk pengajaran tentang kalimat tunggal, maka pengajar
memulai dengan definisi kalimat tunggal, contoh-contoh kalimat tunggal, dan
dilanjutkan dengan penjelasan ciri-ciri kalimat tunggal.
Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan
straegi pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah.
2. Strategi Pembelajaran Induktif
Strategi pembelajaran induktif adalah
pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang khusus, dari peristiw-peristiwa
yang bersifat individual menuju generalisasi, dari pengalaman-pengalaman
empiris yang individual menuju kepada konsep yang bersifat umum. Menurut
Kenneth B. Anderson ada beberapa langkah untuk menentukan strategi pembelajaran
induksi, yaitu:
a. Pengajar
memilih bagian dari pengetahuan, aturan umum, prinsip, konsep, yang diajarkan.
b. Pengajar
menyajikan contoh-contoh spesifik untuk dijadikan bagian penyusunan hipotesis.
c. Bukti-bukti
disajikan dengan maksud membenarkan atau menyangkal berbagai hipotesis
tersebut.
d. Menyimpulkan
bukti dan contoh-contoh tersebut. Bila strategi pembelajaran induktif
diterapkan untuk pengajaran kalimat tunggal seperti pada strategi pembelajaran
deduktif di atas, maka pengajar terlebih dahulu memberikan contoh-contoh
kalimat tunggal, kemudian dijelaskan ciri-ciri kalimat tunggal sehingga peserta
didik dapat mendefinisikan sendiri tentang kalimat tunggal.
Teknik penyajian yang paralel dengan
teknik ini adalah teknik penemuan (discovery), teknik satuan pengajaran (unit
teaching), teknik penyajian secara khasus, dan teknik nondirektif.
E. Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Belajar Induktif dan Deduktif
1. Strategi
pembelajaran deduktif. Merupakan strategi pengajaran yang dimulai dengan
mengetahui sebuah prinsip dan di kembangkan sampai tidak di ketahui (umum ke
khusus). Keunggulan strategi belajar deduktif yaitu :
a. Proses
pembelajarannya dimulai dari defenisi-defenisi yang diikuti dengan
contoh-contoh sehingga siswa dengan mudah dapat memahami pelajaran yang
diberikan oleh guru.
b. Penggunaan
waktu belajar yang lebih efisien
c. Merupakan
cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran
d. Menjimatkan
masa dan tenaga, tidak perlu melakukan banyak persediaan.
e. Memiliki
teknik yang mudah dalam pengajaran karena hanya bersifat parallel yaitu
ceramah.
Kelemahan strategi belajar deduktif, yaitu :
Kelemahan strategi belajar deduktif, yaitu :
a. Kurang
member kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu
b. Materi
yang akan dipelajari siswa sesuai dengan materi yang diberikan guru sehingga
dalam hal pembelajaran siswa lebih mengacu pada apa yang diberikan
c. Lebih
menekankan pada keaktifan guru dalam mengajar
2. Strategi
belajar induktif. Strategi pembelajaran induktif, merupakan strategi
pembelajaran dimulai dengan suatu prinsip-prinsip yang belum diketahui dan
dikembangkan sampai tahu atau paham (khusus ke umum). Kelebihan strategi
belajar induktif yaitu:
a. Memberi
kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu
b. Memiliki
teknik penyajian yang konkrit dan jelas
c. Lebih
menekankan keaktifan siswa dalam belajar sehingga melatih siswa untuk berfikir
lebih efektif.
d. Membantu
siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dan kreatif.
Kelemahan
strategi belajar induktif yaitu :
a. Penggunaan
waktu yang kurang efisien.
b. Berstruktur
rendah.
Menurut
Sumaryanti dan Sumarmo (2013:31-32) Model
pembelajaran induktif-deduktif adalah model pembelajaran yang memadukan model
pembelajaran induktif dengan model pembelajaran deduktif. Model pembelajaran
induktif-deduktif diawali dengan contoh-contoh yang ditujuan supaya siswa
mengidentifikasi, membedakan, kemudian menginterpretasi, menggeneralisasi dan
akhirnya mengambil kesimpulan. Kemudian secara deduktif siswa dapat memberikan
contoh dari generalisasi. Model pembelajaran induktif dipelopori oleh Taba
(Joyce & Weil; 2000) dan didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir.
Taba membangun model ini dengan pendekatan yang didasarkan atas tiga asumsi
sebagai berikut.
1) Proses berpikir dapat
dipelajari. Mengajar seperti yang disarankan oleh Taba berarti membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir induktif melalui latihan (practice).
2) Proses berpikir adalah suatu
transaksi aktif antara individu dan data. Ini berarti bahwa siswa menyampaikan
sejumlah data dari beberapa domain pelajaran. Siswa menyusun data ke dalam
sistem konseptual, menghubungkan poin-poin data dengan data yang lain, membuat
generalisasi dari hubungan yang mereka temukan, dan membuat kesimpulan dengan
hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena.
3) Mengembangkan proses berpikir
dengan urutan yang “sah menurut aturan”. Postulat Taba bahwa untuk menguasai
keterampilan berpikir tertentu, pertama seseorang harus menguasai satu
keterampilan tertentu sebelumnya, dan urutan ini tidak bisa dibalik.
Joyce, Weil dan Calhoun
(Aunurrahman, 2009) mengemukakan beberapa strategi berpikir induktif yang
sekaligus juga menggambarkan langkah-langkah pengembangan kemampuan berpikir
induktif; Strategi pertama adalah pembentukan konsep, meliputi tahap
perhitungan dan pendaftaran, tahap pengelompokkan dan pemberian label atau
kategorisasi. Strategi kedua, interpretasi data yang meliputi tahap
mengidentifikasi hubungan antara data atau masalah, tahap menemukan hubungan,
dan tahap membuat inferensi. Strategi ketiga, aplikasi prinsip yang meliputi
tahap memprediksi konsekuensi, menjelaskan fenomena-fenomena dan menguji
hipotesis.
Dampak pengiring dari
pembelajaran induktif menurut Joyce dkk (2000) mencakup: “Semangat untuk
menemukan; adanya kesadaran akan hakikat pengetahuan; dan berpikir logis”.
Pembelajarannya mencakup langkah-langkah: penyajian informasi, konsep-konsep,
keterampilan dan membentuk hipotesis; proses pembentukan konsep; konsep-konsep,
sistem konseptual dan aplikasinya”. Soedjadi (Mulyana, 2008) mengemukakan bahwa
penyajian matematika perlu dimulai dari contohcontoh, yaitu hal-hal yang
khusus, selanjutnya secara bertahap menuju kepada pembentukan suatu kesimpulan
yang bersifat umum. Kesimpulan itu dapat berupa definisi atau teorema.
Sumber:
Sumaryanti,E
dan Sumarmo,U. 2013. PENDEKATAN
INDUKTIF-DEDUKTIF DISERTAI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE-SHARE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERPIKIR KRITIS SERTA DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA.
Vol 2. No. 02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar