Rabu, 23 Oktober 2019

PEMANASAN GLOBAL

apakah anda pernah merasakan bahwa teriknya matahari pada siang hari pada tahun 2003 dengan tahun 2019 ini berbeda? manakah Yang lebih panas?


ya.. tepat sekali pada tahun 2019 inilah yang lebih panas. Lalu, mengapa hal itu terjadi? yuk kita bahas...

apakah anda sering mendengar kata Pemanasan Global ? apa sih pemanasan global tu? 

  • kata Wikipedia Pemanasan Global ialah proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. 
  • kata lingkungan hidup.co Pemanasan Global adalah kondisi peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi akibat konsentrasi gas rumah kaca yang berlebih. 
  • kata studio belajar Pemanasan Global adalah memanasnya iklim bumi secara umum.
nah dari ketiga sumber tersebut dapat kita simpulkan bahwa Pemanasan Global adalah naiknya/ meningkatnya derajat kepanasan yang tejadi pada atmosfer, permukaan bumi dan juga laut akibat gas rumah kaca yang berlebih. 

lalu apa saja gas rumah kaca itu? gas rumah kaca adalah penyumbang terbesar dari pemanasan global ini. apa saja bentuk kontribusi gas rumah kaca?  setiap penyebab bertambahnya efek rumah kaca juga berkontribusi langsung terhadap pemanasan global seperti:
  1. Sumber energi. Pembangkit listrik terbesar adalah dengan menggunakan batu bara dan minyak bumi.
  2. Transportasi. Karena kendaraan menggunakan bahan bakar fosil, maka gas yang dihasilkan adalah berupa CO2  . gas ini juga merupakan penyumbang dari pemanasa global.
  3. Industi ternak sapi. Hal ini yang dimaksud adalah gas yang dibuang oleh sapi yaitu metana yang merupakan dampak dari pemanasan global
  4. Industri Pertanian. Pupuk yang digunakan melepas gas nitrous oksida yang merupakan dampak dari pemanasan global
  5. limbah indsutri dan rumah tangga. 

PENGUKURAN PENCAHAYAAN RUANG KAMAR TIDUR



FISIKA LINGKUNGAN
 PENGUKURAN PENCAHAYAAN RUANG KAMAR TIDUR”






NAMA: BS. DITA FITRI
NIM: A1C317054
KELAS: PENDIDIKAN FISIKA REGULER A 2017












PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUANALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
 2019




KUAT PENERANGAN PADA KAMAR TIDUR
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd). Intensitas cahaya adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah tertentu dan diukur menggunakan luxmeter dengan satuan Candela.
Lux Meter
Luxmeter merupakan sebuah alat yang mampu mengetahui serta mengukur seberapa besar intensitas cahaya yang berada di suatu tempat. Tentunya bukan rahasia umum lagi jika setiap tempat memiliki ukuran penerangan yang berbeda-beda, hal tersebut ditentukan oleh faktor kebutuhan yang melekat.
Jenis Lux meter:
Dalam perkembangannya, alat ukur cahaya tersebut dikelompokkan menjadi 2 jenis yang memiliki fungsi sama melainkan media pengukurannya berbeda.
  1. Lux meter Analog. Alat ukur cahaya jenis analog dalam mengetahui besarnya intensitas cahaya menggunakan dua skala, yakni yang terletak di atas dan di bawah. Terdapat kisaran skala 60 untuk yang terletak di atas, kemudian skala 60 untuk yang terletak di bawah. Skala tersebut merupakan penentu besar kecilnya intensitas cahaya yang ada, maka semuanya nantinya jumlah intensitas cahaya yang keluar bergantung pada skala yang digunakan.
  2. Lux Meter Digital. Sebagian besar masyarakat lebih memilih menggunakan alat ukur cahaya jenis digital, karena dinilai lebih cepat dan praktis. Terdapat tiga range yang berbeda pada skala pengukurannya, yakni A, B, dan C. Range yang digunakan nantinya berpengaruh pada pengukuran cahaya yang akan dihasilkan. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, sebaiknya gunakan range A karena memiliki jumlah lux hingga 2000.
Fungsi Lux Meter:
Sesuai dengan namanya, fungsi alat tersebut adalah sebagai pengukur intensitas cahaya yang tersebar di dalam suatu tempat. Penciptaan alat ukur cahaya tersebut dilatarbelakangi kesadaran kebutuhan cahaya yang berbeda-beda di tiap ruangan, misalnya pada ruang kerja. Pencahayaan yang ada di ruang kerja tentunya harus lebih terang daripada kamar tidur.












Pengukuran Penerangan ruangan kamar menggunakan aplikasi Lux meter





                



Dari data diatas diperolah pengukuran kuat penerangan di kamar tidur sebesar 200,00 Lux. Jika dibandingkan dengan standar tingkat pencahayaan rata-rata yang ada pada tabel sebelumnya maka kamar tidur ini dikatakan sudah memenuhi standar tersebut karena 200, 00 Lux berada diantara 120-250 lux. 

Sumber

Rabu, 02 Oktober 2019

“PENGOLAHAN TANAH AKIBAT TSUNAMI”


FISIKA LINGKUNGAN

 “PENGOLAHAN TANAH AKIBAT TSUNAMI”








DOSEN PENGAMPU:
Drs. M. Hidayat, M.Pd

NAMA: BS. DITA FITRI

NIM: A1C317054

KELAS: PENDIDIKAN FISIKA REGULER A 2017




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUANALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

 2019







Salah satu wilayah kabupaten Aceh Besar yang mengalami bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dan termasuk kategori wilayah kerusakan yang parah dengan intensitas kerusakan antara 60-75%. Sebagian besar areal pertanian terutama lahan persawahan, pekarangan, dan tegalan, tidak dapat difungsikan lagi karena telah tertimbun oleh sampah dan sedimen serta bahan-bahan reruntuhan gedung atau perumahan.
Berdasarkan hasil investigasi terhadap dampak dan analisis sifat-sifat tanah dan air, maka pola pemanfaatan lahan pertanian di Kecamatan Lhoknga dapat diarahkan sebagai berikut :
Lahan Kelas A (Low damaged area):
Deskripsi : Ketebalan sedimen < 5 cm, tanpa erosi, sedikit atau tanpa sampah, pH lapisan atas 6,70-7,5 (netral), agak halus sampai agak kasar, gembur, agak lepas, drainase agak jelek, DHL rendah sampai sedang (0,05 - > 4,0 mS cm-1 ).
Problema : Salinitas air permukaan dan sebagian wilayah masih sangat tinggi dan sistem drainase yang agak jelek, serta tekstur lapisan atas yang agak kasar. Khusus di Kecamatan Lhoknga, lahan dengan kelas A ini masih perlu pembersihan rumput di permukaan.
Arahan Rehabilitasi dan Reklamasi Lahan :  
·         Perlu pembersihan dan perbaikan saluran irigasi dan drainase.  
·         Perlu pencucian garam pada lapisan atas dari profil tanah dengan air dari saluran irigasi dengan metode penggenangan (basin irrigation) untuk atau dengan irigasi alur (furrow irrigation).  
·         Perlu pembuatan bedengan untukpenanaman agar memudahkan dalam pengelolaan kelebihan (excess) garam/salinitas (Mitchel, 1983). o Neraca air = (Curah Hujan + irigasi—Evaporasi)  
·         Khusus untuk padi, maka perlu dibuat pematang agar dapat digenang (dipersawahkan), karena akibat tsunami, semua pematang sawah telah hilang/rata.  
·         Perlu ditetapkan neraca kebutuhan air untuk pencucian garam dan kebutuhan air tanaman.
·          Untuk menurunkan dan mengurangi tingkat salinitas tanah dapat digunakan bahan amelioran seperti CaSO4, pupuk kandang, dan S elementer.
·          Pada lahan yang tidak terpengaruh tsunami, pemakaian lahan untuk areal persawahan dapat langsung digunakan tanpa rehabilitasi yang berat.
Lahan Kelas B (Medium damaged area):
Deskripsi : Ketebalan sedimen < 10- 20 cm, tanpa erosi, sedikit sampah, pH lapisan atas 6,8i9-7,80, (netral), agak halus sampai kasar, agak lekat sampai lepas, drainase internal jelek, DHL tinggi (> 4,0 mS cm-1 ).
Problema : Salinitas sangat tinggi dan sistem drainase agak jelek, serta tekstur lapisan atas yang agak kasar dan sedimen permukaan yang dalam.
Arahan Rehabilitasi dan Reklamasi Lahan :  
·         Perlu pembersihan dan perbaikan saluran irigasi dan drainase.  
·         Lapisan sedimen perlu dipertimbangkan untuk dibuang dari lapisan tanah atas atau  Perlu pencucian garam pada lapisan atas dari profil tanah dengan air dari saluran irigasi dalam waktu dan jumlah air yang banyak.  
·         Perlu pembuatan bedengan untuk penanaman Bioremidiasi agar memudahkan dalam pengelolaan kelebihan (excess) garam/salinitas.
Tanaman Yang Disarankan (Toleran) (Departemen Pertanian, 1997) :
a.       Tanaman Setahun (annual crops) Terong, cabai, kacang tanah, padi, rumput gajah, nenas, dan sejenisnya.
b.      Tanaman Tahunan (parennial crops) : Kelapa.
Lahan Kelas C (High damaged area):
Deskripsi : Ketebalan sedimen 20- < 30 cm, tanpa dan dengan erosi, bertekstur halus sampai sangat kasar, lepas, drainase internal sangat jelek sampai cepat, DHL sangat tinggi (> 7,0 mS cm-1 ).
 Problema : Salinitas sangat tinggi dan sistem drainase agak jelek, serta tekstur lapisan atas yang sangat kasar dan tebal sedimen yang sangat dalam, sehingga tidak cocok untuk padi sebelum upaya rehabilitasi.
Arahan Rehabilitasi dan Reklamasi Lahan :  
·         Perlu pembersihan dan perbaikan saluran irigasi dan drainase.
·          Lapisan sedimen di bagian permukaan hingga terdapat tanah asli perlu dibuang atau dikerok tetapi tidak dianjurkan dengan menggunakan alat berat karena mudah terjadi kompaksi. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan manual menggunakan tenaga masyarakat/buruh yang dikontrakkan.  
·         Perlu pencucian garam pada lapisan atas dari profil tanah dengan air dari saluran irigasi dalam waktu dan jumlah air yang banyak.  
·         Perlu pembuatan bedengan untuk penanaman agar memudahkan dalam pengelolaan kelebihan (excess) garam/salinitas.  
·         Perlu dipertimbangkan konversi penggunaan ke bidang lain seperti usaha perikanan darat, atau untuk tanaman keras yang toleran seperti mangrove atau kelapa.  
·         Khusus di Desa Lampuuk Kecamatan Lhoknga, lahan perlu dibersihkan dari sampah-sampah tsunami yang masih bertebaran.



Sumber:                                                                                                        
Syakur, S., Basri, H., Sufardi, S., & Hatta, M. (2012). Sifat Tanah Dan Air Yang Terpengaruh Tsunami Di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Floratek7(1), 1-12.

MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS 8 IPA